Mereka
menyebarkan agama Islam dengan cara membagi wilayah syiar mereka berdasarkan
keahlian yang mereka miliki dan kondisi serta budaya masyarakat Sulawesi
Selatan atau Bugis/ Makassar ketika itu. Datuk Patimang yang ahli tentang Tauhid
melakukan syiar Islam di Kerajaan Luwu, sedangkan Datuk ri Bandang yang ahli fikih
di kerajaan gowa dan tallo sementara Datuk ri Tiro yang ahli tasawuf di daerah
tiro, Bulukumba.
Pada awalnya
Datuk Patimang dan Datuk ri Bandang melaksanakan syiar Islam di wilayah
Kerajaan Luwu, sehingga menjadikan kerajaan itu sebagai kerajaan pertama di
Sulawesi Selatan, Tengah, Tenggara yang menganut agama Islam. Kerajaan Luwu
merupakan kerajaan tertua di Sulawesi Selatan dengan wilayah yang meliputi Luwu,
Luwu Utara, Luwu Timur serta Kota Palopo, Tanah Toraja, dan Kolaka (Sulawesi
Tenggara) hingga hingga Poso (sulawesi Tangah).
Setelah Raja
Luwu dan keluarganya beserta seluruh pejabat istana masuk Islam, Datuk Patimang
tetap tinggal di Kerajaan Luwu dan meneruskan syiar Islamnya ke rakyat Luwu,
Suppa, Soppeng, Wajo. dan lain-lain yang masih banyak belum masuk Islam.
Dikemudian hari sang penyebar Islam itu-pun akhirnya wafat dan dimakamkan di
Desa Patimang, Luwu.
Sementara
itu Datuk ri Bandang pergi dari kerajaan Luwu menuju wilayah lain di Sulawesi
Selatan dan kemudian menetap di Makassar sambil melakukan syiar Islam diGowa,
Takalar, Jeneponto, dan Bantaeng, lalu dikemudian hari sang ulama itu-pun
akhirnya wafat di wilayah Tallo. Sedangkan Datuk ri Tiro yang ahli tasawuf
melakukan syiar Islam di wilayah selatan, Tiro, Bulukumba, yaitu Bantaeng dan
Tanete, yang masyarakatnya masih kuat memegang budaya sihir dan
mantera-mantera. Khatib Bungsu atau Datuk ri Tiro yang kemudian berhasil
mengajak raja Karaeng Tiro masuk Islam dikemudian hari juga wafat dan
dimakamkan di Tiro atau sekarang Bontotiro.
0 komentar:
Posting Komentar